Advanced Keyword Research: Dari Awareness Menuju Conversion

Pada video kali ini saya ingin share bagaimana cara untuk melakukan Advanced Keyword Research sebelum teman-teman mulai membuat Topic Cluster menggunakan Content Gap Validator.

Pada kesempatan ini, saya juga ingin menyebutkan beberapa hal yang perlu untuk dihindari atau beberapa kesalahan yang sering dilakukan ketika melakukan Keyword Research.

Adapun file pendukung yang saya gunakan dalam tutorial ini adalah Queries Exploration Template.

Teman-teman tentu sudah mengetahui, bahwa dalam melakukan Keyword Research, maka ada banyak cara yang bisa teman-teman lakukan.

Pertama, menggunakan Google Keyword Planner.
Kedua, langsung menggunakan Google Search dengan melihat Suggestion, People Also Ask atau Related Search.
Ketiga, menggunakan tool seperti Ahrefs, Semrush atau UberSuggest.

Kesalahan yang sering dilakukan ketika melakukan Keyword Research

Ada 3 kesalahan yang paling sering dilakukan ketika melakukan Keyword Research sebagaimana yang akan saya sebutkan pada slide berikut ini.

Fokus hanya kepada Search Volume

Teman-teman memang perlu untuk menargetkan Search Volume yang tinggi atau lebih mengutamakan pada keywords yang termasuk pada Low Difficulty. Agar bisa mendapatkan trafik yang banyak atau mendapat ranking di Page One dengan segera.

Namun, ada hal lain yang seharusnya teman-teman perhatikan ketika melakukan Keyword Research, yaitu tentang siapa target audience yang akan berkunjung ke website teman-teman.

Jika teman-teman memiliki resource yang terbatas dalam produce konten, sangat disarankan agar teman-teman lebih mengutamakan pada keyword yang memang relevan dengan website teman-teman atau yang dapat memberikan potential revenue bagi bisnis.

Fokus hanya kepada Transactional Search Intent

Tidak sedikit perusahaan yang memutuskan untuk lebih fokus kepada Transactional Intent daripada Informational Intent, dengan alasan untuk memanen revenue lebih banyak dan lebih cepat. Hal ini tentunya sangat wajar, namun harus diingat, bahwa SEO tidak sama dengan Performance Marketing yang bisa mendatangkan conversion dalam waktu singkat.

Transactional Search Intent adalah topik yang high competitive. Lain halnya dengan Informational Search Intent, yang cenderung memiliki opportunity yang lebih besar dan luas untuk bisa ranking di page one.

Transactional Search Intent berada di topik yang hampir tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu dan sudah banyak pemain lama yang lebih dulu ada di Search Engine Result Pages.

Ketika perusahaan memutuskan untuk hanya fokus di intent seperti ini, maka effort yang dikeluarkan akan jauh lebih besar dan teman-teman pasti tidak akan sabar untuk melihat hasilnya.

Solusi terbaik untuk situasi ini adalah, targetkan semua Search Intent yang relevan dengan bisnis, serta dengan presentase yang proporsional.

Teman-teman dapat menggunakan rumus prioritas BROS yang sudah saya share pada video sebelumnya.

B – Busines Value: Prioritaskan Search Queries yang memiliki opportunity untuk mendatangkan revenue bagi bisnis.

R – Relevancy: Prioritaskan Search Queries yang relevan dengan niche dari website teman-teman.

O – Opportunity: Prioritaskan Search Queries yang sesuai dengan Ideal Customer Profile atau Buyer Persona.

S – Search Volume: Prioritaskan Search Queries yang memiliki potential trafik paling banyak berdasarkan potential audience.

Dengan kata lain, seharusnya perusahaan tidak hanya ingin muncul di Google Search saat orang-orang menggunakan keyword, “Jasa ABC”, “Beli produk XYZ” atau “Jual produk X terbaik”.

Akan tetapi, perusahaan seharusnya juga ingin kalau setiap kali users melakukan search topik A, B, C, maka website perusahaan dapat muncul di Page One Google SERP.

Artinya, online presence dari bisnis sudah semakin baik dan sudah memiliki audience yang sangat luas.

Oleh karena itu, teman-teman tidak perlu untuk mengandalkan trafik atau revenue dari Transactional Search Intent, agar bisnis teman-tema bisa grow secara organik.

Tidak melakukan customer research

Melakukan customer research sangat penting ketika teman-teman ingin memulai Keyword Research menggunakan Google Keyword Planner, Ahrefs, Semrush atau tools Keyword Research yang lainnya.

Tujuannya adalah agar Cluster yang teman-teman buat nantinya memilki korelasi yang kuat dan juga relevan dengan target customer dari website teman-teman.

Teman-teman dapat melihat beberapa konten yang sudah muncul di Page One berdasarkan Seed Keywords yang teman-teman miliki.

Kemudian, mencatat apa saja pain point yang di-mention dalam artikel tersebut dan dapat teman-teman explore menggunakan Google Keyword Planner atau tools Keyword Research yang lainnya.

Advanced Keyword Research menggunakan Queries Exploration Template

Sebelum melakukan Keyword Research teman-teman seharusnya sudah memiliki Buyer Persona atau Audience Persona yang menjadi target customer dari bisnis teman-teman.

Di dalam Buyer Persona atau Audience Persona yang teman-teman miliki setidaknya memiliki beberapa informasi penting sebagaimana berikut:

  • Usia
  • Marital Status
  • Pekerjaan
  • Behavior
  • Interest
  • Problems, Barrier atau Frustration yang menghalangi mereka untuk mencapai poin yang terakhir, yaitu
  • Goals

Misalnya teman-teman sedang menjual sepatu outdoor, maka teman-teman bisa langsung menentukan Seed Keywords untuk niche website teman-teman dan meng-explore Keyword Ideas atau Topic Ideas menggunakan Google Keyword Planner.

Dalam banyak kasus, teman-teman akan menemukan sebagian besar Keyword Ideas yang teman-teman miliki hanya berisi Transactional Search Intent. Dimana keyword seperti ini memiliki Search Volume yang rendah dan high competitive.

Oleh karena itu, teman-teman dapat menggunakan diagram Queries Exploration yang telah saya buat sebagaimana berikut ini.

Sehingga akan membantu teman-teman untuk melakukan brainstorming dan meng-explore Topic Ideas menjadi lebih luas dan highly relevant dengan Audience Persona.

Dalam diagram ini, target audience teman-teman berada di sebelah kiri dan mereka memiliki goals yang ingin di capai di sebelah kanan.

Adapun produk teman-teman berada di tengah sebagai solusi yang bisa menjawab problem, challenge, barrier atau frustration yang dihadapi oleh target audience.

Produk teman-teman adalah solusi yang akan membantu audience untuk merealisasikan goals yang ingin mereka capai. Oleh karena itu, teman-teman bisa mengedukasi mereka melalui konten dan menegaskan bahwa produk teman-teman adalah solusi terbaik untuk menjawab problem atau challenge yang sedang mereka hadapi.

Teman-teman dapat meng-explore keywords apa saja yang relate terhadap audience dengan menganalisa behavior dan interest mereka.

Menggunakan cara, ini teman-teman akan mendapatkan banyak Topic Ideas yang highly relevant dengan Audience Persona yang teman-teman miliki.

Catatlah setiap keywords yang teman-teman temukan melalui diagram Queries Exploration ini, kemudian explore menggunakan Google Keyword Planner, Ahrefs, Semrush atau tools Keyword Research yang lainnya.

Selanjutnya, Keyword Ideas yang sudah diperoleh dari Google Keyword Planner atau tools Keyword Research yang lainnya dapat di-import ke halaman Topic Ideas dari file Queries Exploration Template.

Melakukan Customer Research untuk mendapatkan Related Keywords yang relevan

Ketika teman-teman sudah mengimport Keyword Ideas ke halaman Topic Ideas dari file Queries Exploration Template, teman-teman perlu untuk mencatat beberapa keyword yang memiliki korelasi dengan problem yang dihadapi oleh target audience ke halaman Brainstorming dari file Queries Exploration Template.

Catatlah setiap challenges atau problem yang biasanya dihadapi oleh Target Audience ketika mereka ingin merealisasikan Goals mereka.

Misalnya adalah seperti yang saya catat pada kolom Challenges berikut ini.

Pada sisi kanan, teman-teman bisa mencatat solution yang akan teman-teman buat dalam bentuk konten.

Adapun format solution yang teman-teman tawarkan dapat terdiri dari tips, tutorial, cara merawat, menggunakan produk atau keunggulan apa saja yang dimiliki oleh produk yang teman-teman tawarkan.

Teman-teman bisa menuliskan tentang informasi produk akan rilis yang dapat membantu audience untuk mencapai goals mereka.

Copy dan paste salah satu Challenge dari Queries Exploration Template ke Google Search, kemudian lihat semua website yang ranking di Page One SERP.

Klik kanan pada salah satu website yang teman-teman anggap paling relevan, kemudian pilih Copy Link Address.

Selanjutnya teman-teman dapat menuju ke Google Keyword Planner dan pilih Start with a website.

Paste URL di kolom Search dan pilih Use only this page.

Kemudian klik button Get Results.

Selanjutnya teman-teman download Keyword Ideas dalam format Google Sheet dan import Keyword Ideas tersebut ke dalam file Queries Exploration Template.

Teman-teman dapat mengulangi langkah ini pada website yang lain yang ranking di Page One atau dengan menggunakan sejumlah draft Challenges yang lainnya yang sudah dicatat di halaman Brainstorming dari file Queries Exploration Template.

Katakanlah teman-teman sudah merasa cukup dengan Keyword Ideas yang sudah teman-teman kumpulkan dari Google Keyword Planner. Maka teman-teman dapat melihat apakah terdapat duplicate queries dari semua Keyword Ideas tersebut yang ditandai dengan warna hijau.

Teman-teman dapat menghapus semua duplicate queries dengan menggunakan filter kolom yang ada pada cell A3.

Pilih Sort by Color, kemudian delete semua kolom yang berwarna hijau.

Jika teman-teman memiliki data untuk Average Monthly Searches Volume untuk 12 bulan, jangan lupa untuk melakukan setup pada bulan dan tahun sesuai dengan data yang teman-teman miliki di Spread Sheet yang di-export dari akun Google Keyword Planner.

Step yang terakhir, adalah dengan mengimport data Topic Ideas yang ada di file Queries Exploration Template ke Content Gap Validator untuk membuat Topic Cluster atau SEO Analysis.

Demikianlah tutorial tentang Advanced Keyword Research yang dapat saya share kepada teman-teman dalam video kali ini. Semoga tips yang saya berikan bermanfaat dan dapat memberikan insight yang baru bagi teman-teman.

Jika ada pertanyaan terkait video ini atau terkait dengan Content Gap Validator dan Queries Exploration Template, silahkan tulis pertanyaan teman-teman di kolom komentar.

Sampai jumpa lagi di video berikutnya…

Alif Nuryasin

SEO Specialist & Digital Marketing Enthusiast. Man behind SEO Tool Content Gap Validator. I help businesses to build their audience through organic channel.
Recent Post
SEO Competitive Analysis: Topic Ownership Measurement

SEO Competitive Analysis: Topic Ownership Measurement

Dalam video kali ini, saya ingin share kepada teman-teman bagaimana caranya untuk melakukan Competitive Analysis: Topic Ownership Measurement menggunakan Content Gap Validator. Materi yang saya sampaikan dalam video kali ini adalah ringkasan dari slide yang pernah...

Cara import data ke Content Gap Validator

Cara import data ke Content Gap Validator

Dalam video kali ini, saya ingin share kepada teman-teman, bagaimana proses import data website dan Topic Ideas ke Content Gap Validator untuk membuat Topic Cluster dan SEO Analysis. Pada kesempatan ini, saya juga ingin menunjukkan fitur menarik yang ada di halaman...

Related Post
SEO Competitive Analysis: Topic Ownership Measurement

SEO Competitive Analysis: Topic Ownership Measurement

Dalam video kali ini, saya ingin share kepada teman-teman bagaimana caranya untuk melakukan Competitive Analysis: Topic Ownership Measurement menggunakan Content Gap Validator. Materi yang saya sampaikan dalam video kali ini adalah ringkasan dari slide yang pernah...

Cara import data ke Content Gap Validator

Cara import data ke Content Gap Validator

Dalam video kali ini, saya ingin share kepada teman-teman, bagaimana proses import data website dan Topic Ideas ke Content Gap Validator untuk membuat Topic Cluster dan SEO Analysis. Pada kesempatan ini, saya juga ingin menunjukkan fitur menarik yang ada di halaman...

Show all comments: 0 comments.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pin It on Pinterest